Sunday, March 06, 2005

:: Mimpi ::

----------------------------------------------------------------------
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin
-------------------------------------------------------------------------
Mimpi selalu dikaitkan dengan Nabi Yusuf yang pernah menceritakan mimpinya kepada bapanya, bapanya berkata,

"Wahai anakku, janganlah menceritakan mimpi kamu kepada saudara-saudara kamu supaya mereka tidak membuat muslihat terhadap kamu dengan tipu muslihat. Sesungguhnya syaitan, kepada manusia, adalah musuh yang nyata." (12:5)
Apakah yang dimimpikan Nabi Yusuf? Ayat yang di bawah menjelaskannya:
"Apabila Yusuf berkata kepada bapanya, 'Ayah, saya melihat sebelas bintang, dan matahari, dan bulan; saya melihat mereka sujud kepada saya.'" (12:4)

Dia bermimpi akan penghormatan yang diberi kepadanya pada masa depan. Itulah yang disuruh oleh bapanya agar dirahsiakan. Bagaimana pula dengan cerita mimpi orang-orang alim yang bertemu rasul Allah yang sudah diketahui umum kian lama? Tentu ada sesuatu yang tidak kena di sini.

Mimpi diertikan juga daripada perkataan hadis, seperti yang digunakan dalam ayat berikut. Daripadanya juga, difahamkan iaitu interpretasi mimpi diajar oleh Allah. Di sini ia diajar kepada Nabi Yusuf. Firman-Nya,

"Begitulah Pemelihara kamu memilih kamu (Yusuf), dan Dia mengajarkan kamu interpretasi hadis (mimpi), dan Dia akan menyempurnakan rahmat-Nya ke atas kamu" (12:6)

Interpretasi bagi mimpi Nabi Yusuf itu adalah seperti yang dicatat di bawah:

"Dan dia (Yusuf) menaikkan ibu dan bapanya ke atas arasy (singgahsana); dan yang lain, jatuh bersujud kepadanya. Berkata, 'Ayah, inilah interpretasi mimpi saya yang dahulu; Pemelihara saya telah membuatnya benar.'" (12:100)

Mimpi yang kedua, di dalam surah Yusuf, ialah apa yang dimimpikan oleh dua orang pemuda, yang bersalah, yang masuk ke penjara bersama Nabi Yusuf. Ayat yang menjelaskannya berbunyi,

"Dan masuk ke penjara bersama dia, dua orang pemuda. Berkata seorang daripada mereka, 'Aku melihat (bermimpi) bahawa aku memerah anggur.' Berkata yang lain, 'Aku melihat bahawa aku membawa di atas kepalaku roti, yang burung-burung memakan sebahagiannya. Beritahulah kami interpretasinya; kami melihat bahawa kamu adalah antara orang-orang yang berbuat baik.'" (12:36)

Daripada ayat itu difahamkan bahawa nasib seseorang boleh diberitahu dalam mimpi. Nasib kedua-dua pemuda tersebut dijelaskan di dalam ayat berbunyi,

"Wahai rakan-rakanku yang sepenjara, bagi seorang daripada kamu, dia akan menuangkan minuman arak untuk pemeliharanya (tuannya); bagi yang lagi satu, dia akan disalib, dan burung memakan sebahagian kepalanya. Perkara telah diputuskan yang kamu meminta keputusan kepadaku." (12:41)

Seorang akan diselamatkan, manakala yang lagi satu akan dihukum bunuh. Itu sebenarnya adalah rancangan Allah supaya pemuda yang diselamatkan itu akan menyelamatkan Nabi Yusuf daripada penjara.

Mimpi yang ketiga, dan yang terakhir berbunyi,

"Dan raja berkata, 'Aku melihat dalam mimpi tujuh ekor lembu yang gemuk, dan tujuh yang kurus memakan mereka; dan tujuh tangkai bijirin yang hijau, dan tujuh yang lain kering. Wahai pembesar-pembesarku, putuskanlah kepadaku mimpiku, jika kamu adalah penghurai-penghurai mimpi.'" (12:43)

Begitulah bunyi mimpi seorang raja terhadap negaranya. Ia memberitahu sesuatu yang akan melanda negaranya, dan cara untuk menanganinya. Interpretasinya didapati dalam ayat-ayat berikut:

"Berkata (Yusuf), 'Kamu menyemai tujuh tahun seperti biasa; apa yang kamu tuai, tinggalkanlah ia pada tangkainya, kecuali sedikit daripadanya kamu makan.
Kemudian sesudah itu, datang kepada kamu tujuh tahun yang keras yang memakan apa yang kamu menyediakan bagi mereka, semua, kecuali sedikit yang kamu simpan.
Kemudian sesudah itu, datang satu tahun yang manusia diberi pertolongan hujan, dan padanya mereka memerah.'" (12:47-49)

Lalu masalah yang melanda negara Mesir ketika itu dapat diatasi setelah raja menceritakan mimpinya dan Nabi Yusuf memberi interpretasi yang tepat.

Mimpi-mimpi yang disebut di dalam al-Qur'an itu tentu mengandungi pelajaran yang baik bagi semua. Pihak-pihak yang percaya kepada mimpi haruslah merenungkannya dengan mendalam.

Nabi Yusuf telah dirahmati Allah dengan kemahiran dalam mentafsirkan mimpi. Ia adalah satu daripada pemberian Allah kepadanya. Mungkinkah pemberian yang sama diberi kepada hamba-Nya yang lain, yang beriman. Wallahu'alam...

No comments:

Apakah ini rasanya.....?

Jika kau bertanya Tentang suka dalam diam.  Mungkin Ia adalah rasa indah dalam dada Yang tak sanggup diungkapkan Karena Ada kecemasan  Janga...